Minggu, 22 Mei 2016

KOREKSI

KOREKSI
Kejadian ketika itu saya umpamakan seperti ini.....
Misalnya saya memberi pernyataan seperti  ini “ Berbicara” adalah hal yang saya hindari, dan merupakan hal yang menakutkan untuk saya lakukan, tapi saya senang berbicara dengan teman saya” . (sampai disini saya awalnya bisa menjelaskan pernyataan saya).
          Hingga di suatu kesempatan ada yang memberikan kritikan dan mempermasalahkan penyataan saya dan berkata... “ saudari, tadi saudari menyatakan, bahwa  bagi saudari berbicara adalah hal yang saudari hindari dan hal yang menakutkan bagi saudari. Disisi lain saudari menyatakan , bahwa saudari suka berbicara dengan teman saudari ......... bla bla bla bla (dengan kecepatan 200 km/jam) ... panjang lebar, saking begitu panjangnya saya tak ingat apa yang dia katakan selanjutnya..... lalu akhirnya dia mengatakan :  ada apa dengan pernyataan saudari? Hanya itu  inti pertanyaannya yang saya tangkap ketika itu... selebihnya yang panjang lebar itu blank di otak saya........
Dia melontarkan pertanyaan seperti itu seolah secara tidak langsung dia mengatakan saya plin plan... yeah plin plan.... whaaaaaaaaaaaaattt?????
Tapi yang anehnya setelah mendengar panjang lebar, saya jadi tidak ingat apa yang akan saya katakan,,, hingga tak sepatah kata pun keluar dari mulut ini,,, karena saya sibuk mengurus hati dan perasaan saya yang terasa seperti di cabik-cabik oleh anjing yang kelaparan.
Melihat sikap saya yang hanya diam dan tak dapat berkata... sepertinya pengkritik itu merasa hebat dengan kritikkannya seperti itu yang telah membuat saya tak mampu berkutik..., dan berhasil mencuri perhatian banyak orang yang membuat orang berpikir “ waaaaah  ..... perempuan ini sungguh luar biasa, mampu membuat orang terdiam dengan kritikkannya”.... tepatnya seperti itulah yang saya bayangkan.. ah sungguh hal yang sepele untuk dikritik.
Setelah situasi tenang, pikiran saya yang mulanya kelabu, mulai memperlihatkan awan putih, saya mulai berpikir dengan jernih.....
Aisssshh..... sial andai saja saya membalasnya pada kesempatan itu juga, tapi apa yang salah dari pernyataan saya,, saya merasa  apa yang saya ucapkan sudah benar, tapi bisakah dia membedakan pernyataan saya  “Berbicara” adalah hal yang saya hindari, dan merupakan hal yang menakutkan untuk saya lakukan, walau saya senang berbicara dengan teman saya”. atau cara penyampaian saya yang salah?
“Berbicara” adalah hal yang saya hindari, yang saya maksud ialah berbicara di depan orang banyak, berbicara pada sebuah forum atau perkumpulan, yang jelas-jelas itu beda dengan kesenangan saya berbicara dengan teman baik saya yang tak hanya beberapa orang..... jadi intinya berbicara yang saya takuti itu berbicara di hadapan orang banyak, dan berbicara yang saya suka dengan teman saya itu berbicara dengan orang yang tak beberapa orang.
Andai saat itu saya bisa menjawab sanggahannya ketika itu,....
Saya sadar bahwa saya tak mahir berbicara, saya tak mahir dalam menyampaikan apa yang saya maksud, saya tak mahir dalam menjelaskan secara lisan...  makanya catatan ini saya buat,,, semoga anda memahaminya....

Jujur.... anda berhasil membuat saya ingin membalasnya suatu saat nanti.....